Apa bedanya alergi susu sapi dan intoleransi laktosa, mengingat ciri keduanya hampir sama, yakni diare bila mengonsumsi susu sapi.
Menurut penjelasan Prof.Dr.dr. Hananto W.Dipohadiningrat, Sp.A (k), penyebab alergi susu sapi adalah protein dari susu sapi, sementara intoleransi laktosa karena masalah enzim laktase manusianya.
Kejadian alergi susu sapi tidak langsung tampak setelah anak minum susu. Setelah berkali-kali mengonsumsi susu sapi tak ada masalah, hingga pada suatu waktu susu sapi membuat anak mengalami diare. Ciri lain alergi susu muncul kemerahan atau rasa gatal di tubuh setelah minum susu sapi.
Sedangkan pada kasus intoleransi laktosa, diare terjadi langsung setelah anak mengonsumsi susu. Karena memang pada tubuh anak tidak ada/kekurangan enzim laktase yang mencerna laktosanya.
Pada kasus alergi susu sapi, tubuh bereaksi membuat zat inti yang dinamakan immunoglobulin. Jadi, ketika anak mengonsumsi susu sapi, tubuhnya akan membentuk antibodi, semakin lama ia mengonsumsi, semakin bertambah tinggi antibodinya. Ketika sudah melewati ambang batas antibodi, maka muncullah alergi.
Kejadian alergi paling sering dialami balita terutama anak-anak di bawah usia satu tahun. Pada dewasa juga ada ditemui namun sangat jarang karena alergi susu sapi biasanya akan hilang sendiri seiring bertambahnya usia.
Anak-anak yang menderita alergi susu sapi umumnya akan diberikan susu pengganti dimana protein dari susu sapi tersebut sudah dihidrolisa (protein susu sapi tersebut sudah dipecah menjadi partikel-partikel kecil atau partial hydrolize). Susunya dikenal dengan istilah susu yang hypollergenic atau biasa dituils pada kemasannya yaitu HA.
Bila pemberian susu yang sudah dihidrolisa ini tetap memicu alergi anak, alternatifnya adalah susu extensive hydrolyzed (susu dimana proteinnya dipecah lagi menjadi partikel yang lebih kecil lagi).
Jika masih alergi, mau tak mau anak harus mengonsumsi susu asam amino (protein dibuat menjadi bagian yang paling kecil yang disebut asam amino) yang harganya relatif mahal. Biasanya setelah anak diberi konsumsi susu amino lama-lama dia bisa tahan terhadap susu sapi dan bisa mengonsumsinya.
Nah, untuk mengetahui lebih pasti apakah anak memang betul-betul alergi susu sapi tentu bisa dilakukan tes alergi.
Pengertian/definisi intoleransi Laktosa adalah Ketidakmampuan tubuh untuk mencerna gula susu (laktosa) sebagaimana mestinya. Dari orang ke orang jumlah laktosa yang dapat menimbulkan gejala bervariasi, itu terjadi karena jumlah enzim laktase kurang atau tidak cukup di dalam tubuh. Laktase adalah salah satu enzim yang berfungsi untuk mencerna laktosa, bentuk gula yang paling banyak ditemukan pada hewan.
Akibatnya laktosa akan tetap utuh dan terus melaju turun ke bagian usus di mana proses fermentasi yang akan dilakukan oleh bakteri akan terjadi. Fermentasi ini menimbulkan gejala-gejala intoleransi laktosa seperti gas, kram perut, kembung, atau kemungkinan diare. Bentuk melekul laktosa yang besar dapat menarik banyak cairan tubuh ke dalam usus dan menciptakan gejala-gejala tersebut di atas.
Ketika sistem imun (sistem kekebalan tubuh) bereaksi terhadap protein dalam susu, tubuh kita akan mengeluarkan racun untuk melawan segala sesuatu yang dianggapnya musuh. Reaksi perlawanan racun yang diproduksi oleh tubuh terhadap kasein (protein susu) itulah yang menimbulkan gejala alergi. Gejalanya antara lain yaitu :
• Saluran pencernaan; kram dan kembung di perut, diare, muntah, gas.
• Kulit; gatal dan merah, urtikari, eksim, atau bibir, mulut, lidah, wajah, tenggorokan, dan mata bengkak.
• Saluran pernafasan; timbulnya pilek, bersin-bersin, mata menjadi merah atau berair, batuk, mengi, dan juga sesak nafas.
B. Alergi Susu
Alergi terhadap susu terjadi pada 2 sampai 3 persen anak-anak. Sebesar 80 persen dari anak-anak ini bisa lepas dari alergi setelah 6 tahun. Namun alergi susu tetap dapat terjadi pada usia dewasa tanpa riwayat anak-anak. Ini bisa disebabkan leaky gut syndrome (sindrom kebocoran usus), yaitu kondisi di mana permukaan usus menjadi renggang dan mudah ditembus, sehingga akan lebih banyak bakteri, alergen (zat pemicu alergi), atau racun lainnya akan mudah masuk ke dalam aliran darah. Untuk intoleransi laktosa makanlah yogurt (produk turunan susu) atau susu bebas laktosa.
Sejumlah gejala intoleransi dan alergi susu bisa kelihatan sama. Anda disebut intoleransi laktosa apabila tidak tahan terhadap susu, namun tahan terhadap makanan/minuman yang mengandung susu seperti yogurt dan keju. Yogurt pada umumnya mengandung jumlah laktosa kurang dari setengah yang ada pada susu. Sedang keju sedikit mengandung laktosa. Yogurt yang baik juga harus mengandung 6 bakteri aktif hidup, khususnya Lactobacillus bulgarius, Streptococcus thermophilus, dan lactobacillus acidophilus. Bakteri-bakteri tersebut menggunakan susu sebagai media untuk memproduksi laktase dalam usus dan lambung, yang berguna mencegah atau mengurangi gejala intoleransi pada susu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar